Gue masih di sini, berdiri membungkuk karena menopang begitu banyak penyesalan. Gue masih di sini menatap lekat-lekat sebuah siluet seonggok daging penuh gejolak nista yang terpantul nyata dari cermin. Gue masih di sini.. Ga! Ga mungkin. Gue ga mungkin benar-benar sedang di sini. Di dunia nyata. Ga mungkin. Ini pasti ilusi. Ilusi yang maya.
Dengan penuh ambisi, gue mulai memompa emosi untuk menampar wajah gue sendiri. Mencoba membenarkan hal itu. Mencoba menyadarkan diri sendiri biar ga terjerembab makin dalam lubang khayalan. Tapi semakin lama, tiap tamparan makin terasa pedih. Bukan. Bukan karena perih pada bekas tamparan yang menyisahkan warna kemerahan. Tapi karena makin ke sini gue makin sadar, semua makin sangat nyata. Gue benar-benar ada di dunia nyata.
Ah ini
sungguh rumit..
Mari kita
sederhanakan: GUE SEDANG JATUH CINTA
Akkk jatuh
cinta?! *buhueeek* *muntah keluar bang Fahad*
"Gampang
kali kau simpulkan itu jatuh cinta? Kau makanlah itu cinta, kenyang kau?"(ala-ala batak Bang Fahad).
Ngg.. Emang siape yang rase, Bang? Diem lah kau,
sibuk sajelah! (lah malah ala-ala upin)
Jujur. Gue
benci jatuh cinta. Sekali lagi gue tekenin: GUE BENCI JATUH CINTA.
Apalagi
jatuh cinta di waktu, keadaan dan pada orang yang sangat salah.
"Ga ada
yang salah dengan cinta"
Iyah deh,
iyah! Ga ada yang salah dengan Cinta. Yang salah itu Rangga #reuniAADC kalau
bukan Rangga, pasti yang salah siswa di mata guru:(
Oke.
Semua
kutukan fokus pada kata jamak bermakna konotasi ini: JATUH CINTA
Keadaan yang
bisa buat mood kamu jungkir balik dalam sekejap.
Keadaan yang
bisa buat kamu ga bisa bedain emoticon ":)" dan ":("
Dan masih
banyak keadaan yang sebenernya intinya satu: Kamu Gila!
"Cinta itu Gila. Dan emang seperti itulah seharusnya"-kata nyokap pas tau adek gue punya pacar dan gue ga punya:(
Mulai dari jatuh cinta
sama musuh bebuyutan dari SD kelas 1 (musuhannya gergara rebutan kursi
#RomantiSulit), Jatuh cinta sama orang yang masukin kecoak terbang dalam kamar
gue, sampe jatuh cinta sama mas-mas tukang martabak. (Belakangan diketahui,
ketiga orang itu adalah satu orang yang sama yang sedang gue ceritain pada
postingan kali ini) #amolubadabesbadabes *bechandha
kakah.
Tapi.. Ya!
Seperti biasa, gue selalu saja berakhir pada "merasakan JATUH sendirian
(drop ketika tau ternyata bertepuk sebelah tangan) lalu berlanjut pada
merasakan CINTA sendirian (gue akan tetep cinta sampe cintanya habis digrogoti
lelah teracuhkan atau lebih tepatnya menjadi pihak yang paling tersakiti.
Dengan begitu, cepat atau lambat gue akan lelah sendiri, menyerah dan banting
stir)"
Ketahuilah.
Dalam berbagai kesempatan, JATUH dan CINTA sendirian lebih menyenangkan dari
yang kamu pikirkan.
Sesederhana:
Lempar sinyal. SOS. Tinggalkan.
Gue bangga
banget rasain Jatuh dan Cinta sendirian dalam diam. Kan enak kalau udah tau doi
ternyata ga srek ama gue, ditinggalin aja kan ya? Gue ga suka sama yang terlalu
dipaksain ditambah gue bukan tipe cewek yang hobi banget nyiksa diri dengan
terus lempar sinyal tapi SOS mulu. Mending gue mundur dan satu fakta yang gue
dapetin dari perjalanan Jatuh Cinta gue:
mufon ternyata gampang.. ketika gue Jatuh dan Cinta-nya sendirian
Fakta yang
gue simpulkan itu berasal dari ujian Tuhan yang kali ini emang sangat-sangat
menguji motto gue yang berbunyi: "apa bedanya pisah sekarang dan pisah
nanti?"
Gue yakin
Tuhan sedang nguji gue karena setelah sekian lama gue cuma bermimpi-mimpi, akhirnya
dengan rasa hormat yang udah diinjek-injek kasihanisme dari Tuhan, kali ini
JATUH CINTA gue udah ga sendiri lagi.
Kali ini
JATUH CINTA gue terbalaskan.
Alhamdulillah:')
*Bahagia dan
penghinaan udah ga ada bedanya lagi*
Apa dalam
keadaan Jatuh Cinta yang Terbalaskan, gue perlu mandi wajib? Jijay gini:(
Dunia mulai terbalik, sayangnya itu ga baik-Sndljepitcappih
Bagi gue
yang notabenenya makhluk Tuhan yang diciptain untuk menjadi orang yang pemalu,
ini sebuah aib besar. Bagaimana ga? Cinta gue terbalaskan? *tiba-tiba longsor
di banjarnegara, gunung gamalama tiba-tiba meletus, gue tiba-tiba nulis tentang
dia*
#ApalahAkuhInih
kesederhanaan
tadi tiba-tiba menjadi rumit.
Serumit:
Lempar sinyal. WiFi. EDGE. 3G. 4G.. (Setelah ini ada 2 ending.. Happy or Sad)
1) Kalau Happy:
(setelah 4G..) 5G. 6G. 7G. 8G. 9G. 10G. 11G. 12G. Lulus UN. Kuliah. Kerja.
Nikah. Bahagia.
2) Kalau
Sad: (setelah 4G.. ) 5G. 6G. EDGE. SOS. Kuotanya Habis. Baterenya Low. Hpnya
Hilang. Off.
Serumit
jilbabnya musdalifah yang nangis di acara-acara gosip (itu mungkin jilbabnya
keiket mati). Serumit mencari kerumitan dari suatu kerumitan-kerumitan yang
ada.
Hari-hari
biasa, yang harusnya selalu diisi dengan sekolah-nguap-makan-tidur. Sekarang
semuanya beda. Tiba-tiba hari gue disabotase dengan chat-sekolah-chat-nguap-chat-makan-chat-tidur-chat-chat-chat-chat-mati
Judulnya:
Habis Just Making Coversation (di hidup gue disebut:basa-basi) Terbitlah
Komitmen.. #NGAQAQ
*kedengarannya
seperti cihbangetyak*
Entahlah.
Komitmennya kuat banget tapi gue tau, dia bukan orang yang serius, dia ga
tercipta untuk itu. Tapi kok gue percaya aja? Sekali lagi. Entahlah.
Dan
rasakanlah legah yang teramat sangat ketika gue bangun-bangun bukan lagi liat
orang pacaran di depen rumah tapi lihat smsnya *mule salah fokus*
#evekmabvkkevayang
Indah kan?
Ga! Ga
Indah!
Indah mah
tukang sayur langganan nyokap
Tunggu sampe
kamu tau, kalau gue sama dia hanya temen. Kawan-kawan! Diulang sekali lagi:
HANYA TEMEN, MAMEN! (Capslocknya bilang, dia orang yang cukup beragama)
setelah
memakai bedak bernama "komitmen", kami ternyata juga memakai topeng bernama
"Teman"?
Betapa
kejamnya semesta:(
*Now
Playing: Sam Smith-Lay Me Down lalu nangis di bawah shower*
Kerumitan
gue juga ga sampe di-Hanya Temen-nya. Tapi merambat di-Gue Takut, Dia Cuma
Parkir Lalu Caww Tanpa Bayar-nya juga.
Pada keadaan rumit itu, gue menjadi pribadi yang lebih memilih menaruh benci pada sesuatu yang "terbalaskan"
Gue benci.
Gara-gara
itu gue jadi panikan tiap dapet sms profaider bukan sms dia (ternyata 'gengsi
sms duluan' gue lebih kuat sampe-sampe pas ngetik "Assalamualaikum"
doang dikirimnya nanti aja kalau ladang gandum udah beneran dihujani coklat
lalu jadilah koko crunch).
Gara-gara
itu gue jadi parnoan, kalau-kalau sifat manusia yang bosenan itu tiba-tiba
muncul (akkk! talakk-talakkk!).
Gara-gara
itu gue mungkin jadi susah mufon ntar (dan sekarang gue tau susahnya mufon
kalau Jatuh dan Cintanya terbalaskan. Maafkan akuh, wahai para korban kata
"mufon doang mah gampang"nya gue. Hiks).
Gara-gara
itu banyak waktu yang gue buang buat nebak-nebak apa rencana Tuhan
selanjutnya..
Selain itu,
alesannya juga: Selama 16 tahun ini, selain ranjau paku dan kucing liar di
jalanan, gue juga menghindari banget "dia yang datang tak dijemput,
pulang tak di plaminan"
apa? Bukan! Bukan Setan tapi Mantan. Berakhir
menjadi Mantan Gebetan bukanlah hal yang patut disyukuri buat gue.
Akkkkk!
Pen
banget tereak depen nyokap, "emakk! Kalau cinta itu katamu gila. Berarti
anakmu sedang jatuh gilakk emakk! Anakmu jatuhh gilakk!"
#makingalo
#hilangkesadaranberbulanbulan
#pernahterjadi
#hinggaakhirnya
#akusadar
#akuhanyanothing
#uh
#sedih
Oke. Baelah.
Untuk kali
ini biarkanlah gue menjadi ikan mati, yang mengikuti arus yang dia buat dan
mari kita buktikan kalau gue emang udah sengklek atau udah ga waras dengan
merespond tereakan dia yang seolah-olah ngajak "Mari tenggelam dalam
ketidakpastian!"
MARIIII!
Mari hidup
berasaskan:
Semua akan indah pada .. PADAHAL SAYA YAKIN! (ala iklan mbak-mbak senitasi
mempengarui kita semua!)
Ulang sekali lagi..
Semua Akan Indah Pada .. "Yuk
kita prewet"-nya
*tarik tisu*
*tarik doi
ke pintu masa depan*
*melambaikan tangan kepada para pembaca dengan wajah
terharu*
7 bacotan:
Assalamualaikum... ))
Haha keren postingannya, tpi gengsinya tolong di kurangan sedikittt sajaa :d
#AFD
Walaikumsalam
Makasih. Lah berani bayar berapa emang?:p
Lah bayar ?? :o :(
bayarnya sama bapak saya sajalah *eh>.< (emotnya diseru-serui)
Salam kenal yah om basiks foliks:D
Om ?? -.- oke lah, salam kenal juga ^^
Wow keren, lanjutkan karya mu.. btw saya Adrian, salam kenal ya
Bagian dapet sms dari provider itu.... story of my life banget :") keep blogging ya!
Posting Komentar
Mau gawl++?
Komen keless
*ngemis dikomenin*